Pemeriksaanfisik pada ibu hamil selain bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin saat ini, juga bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada pemeriksaan berikutnya. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana (objective) 3. 10 desember 2015 status revisi : Pemeriksaan antenatal care pada ibu hamil.
PemeriksaanUSG pada trimester pertama atau usia kandungan sekitar 10-14 minggu bertujuan untuk memastikan usia kehamilan dan melihat apakah sudah terbentuk kantong kehamilan. USG yang dilakukan pada terimester pertama juga berguna untuk memastikan tidak terjadinya kehamilan di luar rahim atau kehamilan ektopik. Trimester kedua
Sementarapemeriksaan X-ray yang dilakukan pada usia kandungan di atas 2 bulan, akan berisiko menyebabkan bayi lahir dengan masalah intelektual. Sehingga sampai saat ini, ibu hamil biasanya tidak disarankan untuk menjalani pemeriksaan X-ray, kecuali dalam kondisi darurat disertai dengan izin dokter kandungan, dan dokter spesialis radiologi.
D Melakukan Pemeriksaan Penunjang Lab rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama : 1. Kadar hemoglobin 2. Golongan darah ABO, rhesus 3. Tes HIV : ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi 4. Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria : untuk daerah endemik
22 Konsep Pemeriksaan Laboratorium Pada Ibu Hamil 2.2.1 Definisi Pemeriksaan laboratorium sadalah suatu pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang umum dan dikerjakan pada pemeriksaan penunjang untuk mendukung suatu diagnosa. (Baety N.2012). Pemeriksaan laboratorium selama kehamilan merupakan salah satu komponen penting dalam
Pemeriksaanurine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia.
Pemeriksaanuntuk Mendiagnosis Eklampsia pada Ibu Hamil. Eklampsia maupun preeklamsia adalah kondisi yang sebaiknya dihindari wanita hamil. Cara terbaik untuk menghindari kedua kondisi ini adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan kandungan, sehingga risiko preeklamsia bisa terdeteksi pada masa-masa awal kehamilan.
Pemeriksaantekanan darah ini wajib dilakukan oleh ibu hamil trimester 1. Sebab ibu hamil sangat rentan terserang penyakit hipertensi. Normalnya tekanan darah sistolik/diastolik pada ibu hamil berkisar 90/60 mmHg - 120/80 mmHg. Kenaikan tekanan darah selama kehamilan yang terlalu tinggi atau rendah bisa menganggu kesehatan janin.
2Pemeriksaan Penunjang Thalassemia pada Ibu Hamil. Ditinjau oleh: dr. Verury Verona Handayani : 18 Oktober 2020. Halodoc, Jakarta - Thalassemia adalah kelainan darah bawaan (genetik) yang terjadi ketika gen yang bermutasi memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat hemoglobin yang sehat, yakni protein kaya zat besi yang ditemukan dalam sel darah
Pemeriksaandilakukan secara berurutan dan terstruktur. Langkah-langkah pemeriksaan ini yaitu : Memperhatikan wajah ibu hamil, apakah wajah ibu hamil terlihat pucat ataupun mengalami pembengkakan. Selain itu memeriksa sclera mata. Memeriksa mulut hal yang diperiksa yaitu bibir dan juga gigi.
lNtRz. Pengertian Skrining Kehamilan Skrining kehamilan merupakan prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan selama periode kehamilan, guna mengetahui apakah janin berisiko memiliki cacat atau kelainan lahir tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada trimester pertama dan kedua, tetapi beberapa jenis tes juga dilakukan di trimester ketiga. Pemeriksaan kesehatan atau skrining kehamilan hanya dapat memberi ibu informasi, terkait potensi apakah janin berisiko mengalami kondisi medis tertentu. Apabila salah satu tes yang dilakukan menunjukkan hasil positif, maka biasanya akan diperlukan tes lainnya untuk menguatkan diagnosis. Manfaat Skrining Kehamilan Adapun manfaat yang bisa ibu dapatkan dengan melakukan skrining kehamilan adalah Menentukan kemungkinan bayi mungkin atau tidak memiliki trisomi 21 sindrom Down atau trisomi 18. Siapa pun mungkin memiliki kehamilan dengan dua kondisi tersebut, terlepas dari riwayat keluarga. Peluang ini meningkat seiring bertambahnya usia tahu tentang kemungkinan kondisi genetik lainnya, seperti trisomi 13 dan perbedaan kromosom seks. Skrining kehamilan dilakukan dengan melibatkan tes darah. Berikut ini beberapa cek lab kehamilan dengan pengambilan darah beserta manfaatnya 1. Pemeriksaan darah menyeluruh Tes darah secara menyeluruh bermanfaat untuk mengetahui kadar sel darah pada tubuh ibu hamil. Melalui cek lab kehamilan ini, ibu akan mengetahui jumlah sel darah merah normal atau terlalu sedikit. Jika jumlah sel darah merah rendah, maka bisa menjadi gejala awal anemia. Tes darah menyeluruh juga bermanfaat untuk mengetahui jumlah darah putih dan platelet dalam tubuh. Apabila jumlahnya meningkat, kemungkinan ibu mengalami infeksi. Cek lab ibu hamil ini juga diperlukan untuk melihat kadar zat besi dan zat gizi lain pada tubuh ibu, apakah ada kecenderungan kekurangan gizi atau tidak. 2. Kadar gula darah Pemeriksaan kadar gula darah secara teratur juga perlu dijalani oleh ibu hamil. Tes ini penting untuk mencegah berkembangnya penyakit diabetes. Selama hamil, ibu hamil biasanya memiliki nafsu makan tinggi, termasuk makanan manis, sehingga dikhawatirkan rentan terserang berbagai penyakit. Apalagi makanan manis telah diketahui sebagai pemicu diabetes. 3. Tes golongan darah Tes darah ini bertujuan untuk mengetahui golongan darah ibu. Pemeriksaan ini hanya dilakukan sekali. Salah satu manfaatnya yaitu memudahkan jika suatu saat ibu membutuhkan donor darah. Tes darah juga diperlukan untuk melihat antibodi ibu dan janin. 4. Tes human immunodeficiency virus HIV Perlu diwaspadai, jika ibu terinfeksi HIV, maka ada kemungkinan dapat menularkannya pada janin. Penularan dapat terjadi saat kehamilan, melahirkan, atau selama menyusui. Maka itu, penting untuk melakukan tes HIV sedini mungkin, untuk mencegah atau mengurangi risiko penularan virus dari ibu ke janin. 5. Pemeriksaan hepatitis B dan C Sama seperti HIV, virus hepatitis B dan C juga dapat ditularkan dari ibu ke janin selama masa kehamilan. Virus tersebut merupakan penyebab penyakit hati atau liver yang serius. Apabila bayi tertular virus, maka risiko infeksi bisa bersifat jangka panjang pada penyakit hati. Kapan Harus Melakukan Skrining Kehamilan? Tes skrining yang berbeda ditawarkan pada waktu yang berbeda selama kehamilan. Tes skrining untuk sel sabit dan talasemia harus dilakukan sedini mungkin, setidaknya sebelum 10 minggu kehamilan. Berikut ini tes skrining yang dilakukan sesuai dengan usia kandungan 1. Tes skrining kehamilan trimester pertama Beberapa tes skrining kehamilan yang perlu dijalani saat trimester pertama yaitu USG Tes ini dilakukan dengan ultrasonografi USG yang menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar bayi di dalam rahim. USG seringkali digunakan untuk mengetahui ukuran dan posisi bayi, memastikan usia kehamilan, dan menemukan potensi kelainan pada struktur tulang dan organ bayi yang sedang tumbuh. Pemeriksaan USG dilakukan antara minggu ke-11 dan ke-14 kehamilan. Tes skrining kehamilan ini juga dapat memeriksa akumulasi cairan di belakang leher bayi. Ketika terdapat cairan berlebih yang abnormal, kemungkinan risiko down syndrome lebih tinggi. Tes darah awal Selama trimester pertama, dokter akan merekomendasikan dua jenis tes darah yang disebut tes skrining terintegrasi berurutan dan skrining terintegrasi serum. Cek lab kehamilan itu digunakan untuk mengukur kadar zat tertentu dalam darah ibu hamil, yaitu protein plasma-A terkait kehamilan dan hormon yang disebut chorionic gonadotropin. Jika dari kedua cek lab ibu hamil tersebut menunjukkan hasil yang abnormal, maka menempatkan janin pada risiko tinggi kelainan kromosom. Pada kunjungan skrining kehamilan pertama, ted darah dilakukan untuk mengetahui apakah ibu pernah mendapatkan imunisasi rubella. Selain itu juga untuk mengetahui adalah potensi gangguan sifilis, hepatitis B, HIV, dan anemia. Tes darah juga digunakan untuk memeriksa golongan darah dan faktor Rh, yang menentukan kompatibilitas Rh ibu dengan bayi yang sedang tubuh. Pengambilan chorionic villus sampling Cek lab ibu hamil ini merupakan tes skrining invasif yang dilakukan dengan mengambil sepotong kecil jaringan dari plasenta. Pemeriksaan ini dilakukan jika pada skrining non-invasif sebelumnya menunjukkan hasil abnormal. Pelaksanaannya dilakukan antara minggu ke-19 dan ke-12 kehamilan, dan digunakan untuk menguji kromosom, seperti sindrom down dan kondisi genetik, seperti fibrosis kistik. 2. Tes skrining trimester kedua Pada trimester kedua, tes USG dan tes darah dilakukan kembali dengan tujuan yang sama. Selain kedua tes tersebut, ibu hamil perlu menjalani skrining glukosa dan Amniosentesis. Skrining glukosa. Tes skrining glukosa dilakukan untuk memeriksa adanya diabetes gestasional, yaitu kondisi yang dapat berkembang selama kehamilan. Diabetes kehamilan ini biasanya bersifat sementara dan hilang setelah Tes ini biasanya dilakukan setelah minggu ke-15 kehamilan. Amniosentesis dilakukan dengan mengambil sampel cairan ketubah untuk dilakukan cek lab, untuk mengetahui potensi kelainan genetik seperti sindrom 3. Tes skrining trimester ketiga Pada trimester ketiga, ibu hamil perlu menjalani skrining streptococcus grup B GBS. GBS merupakan jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Bakteri tersebut sering ditemukan di area mulut, tenggorokan, saluran usus bagian bawah, dan vagina. Meskipun bakteri GBS tidak berbahaya bagi ibu, tapi bisa sangat berbahaya pada bayi baru lahir yang belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. Prosedur Skrining Kehamilan Prosedur skrining kehamilan yang dilakukan meliputi 1. Trimester pertama Selama trimester pertama, penyedia layanan kesehatan akan menawarkan tes darah dan ultrasound untuk mengukur ukuran ruang kosong di jaringan di belakang leher bayi nuchal translucency. Pada sindrom Down dan kondisi tertentu lainnya, pengukuran translusensi nuchal lebih besar dari biasanya. 2. Trimester kedua Selama trimester kedua, penyedia layanan kesehatan akan menawarkan tes darah lain yang disebut layar quad. Tes ini mengukur kadar empat zat di dalam darah. Hasil pemeriksaan menunjukkan risiko ibu mengandung bayi yang memiliki kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom Down. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat membantu mendeteksi cacat tabung saraf, kelainan serius pada otak atau sumsum tulang belakang. 3. Skrining DNA bebas sel prenatal Tes darah ini memeriksa DNA janin dalam aliran darah ibu untuk menyaring kemungkinan peningkatan masalah kromosom tertentu, seperti sindrom Down. Skrining ini juga dapat memberikan informasi tentang jenis kelamin bayi dan golongan darah Rh. Tempat Melakukan Skrining Kehamilan Skrining kehamilan bisa ibu lakukan di klinik, rumah sakit umum, atau rumah sakit ibu dan anak yang memiliki fasilitas penunjang yang lengkap. Ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk mencari klinik atau rumah sakit terdekat untuk melakukan skrining kehamilan. Kini kamu bisa melakukan skrining infeksi kehamilan dari rumah dengan layanan Halodoc Home Lab tersedia di Jabodetabek dan Surabaya atau buat janji skrining kehamilan di rumah sakit pilihanmu di Halodoc. Klik gambar berikut untuk memeasannya Referensi NHS. Diakses pada 2022. Screening tests in pregnancy. Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Pregnancy week by week. Prenatal Screening Ontario. Diakses pada 2022. What is Prenatal Screening? The American College of Obstetricians and Gynecologists. Diakses pada 2022. Routine Tests During Pregnancy. American Pregnancy Association. Diakses pada 2022. Glucose Tolerance Test. NHS UK. Diakses pada Checks and Tests. Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2022. Common Tests During Pregnancy. Diperbaharui pada 6 Februari 2023.
Halodoc, Jakarta - Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain, paling sering pada hati dan ginjal. Preeklamsia biasanya dimulai setelah 20 minggu kehamilan pada wanita yang tekanan darahnya normal. Jika tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan fatal untuk ibu hamil dan janin. Jika kamu mengalami preeklamsia, perawatan yang paling efektif adalah dengan melahirkan bayi kamu. Bahkan setelah melahirkan, masih perlu waktu bagi kamu untuk menjadi lebih baik. Jika ibu didiagnosis dengan preeklamsia terlalu dini dalam kehamilan untuk melahirkan bayi, ibu dan dokter akan menghadapi tugas yang menantang. Bayi membutuhkan lebih banyak waktu untuk menjadi dewasa. Meski begitu, ibu harus menghindari menempatkan diri atau bayi dalam risiko komplikasi serius. Baca Juga Serba-Serbi Mencegah Preeklamsia di Masa Kehamilan Pemeriksaan untuk Deteksi Preeklamsia Preeklamsia paling sering terjadi selama kehamilan pertama, meski dapat terjadi pada kehamilan lainnya. Preeklampsia didiagnosis oleh tekanan darah tinggi yang berkembang untuk pertama kalinya setelah pertengahan kehamilan atau setelah melahirkan. Hal tersebut umumnya berhubungan dengan tingginya kadar protein dalam urien dan/atau bertambah parahnya penurunan trombosit darah, masalah dengan ginjal atau hati, cairan di paru-paru, atau tanda-tanda gangguan otak seperti sakit kepala parah dan/atau gangguan penglihatan. Berikut adalah beberapa pemeriksaan untuk deteksi preeklamsia 1. Tekanan Darah Salah satu pemeriksaan yang dilakukan untuk deteksi preeklamsia adalah tekanan darah. Dokter akan mengukur tekanan darah setiap dilakukan janji temu. Tekanan dapat bervariasi pada lengan yang berbeda, jadi mintalah pada dokter untuk menggunakan lengan yang sama setiap kali. Tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah 140/90 atau lebih besar, diukur pada dua kesempatan terpisah selama enam jam. Tekanan darah tinggi yang parah, yang hasilnya mencapai atau lebih besar dari 160/110, membutuhkan perawatan segera baik selama kehamilan dan pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan. 2. Urinalisis Ginjal yang sehat tidak membiarkan sejumlah besar protein masuk ke dalam urine. Jika protein terdeteksi dalam tes skrining dipstick urine, kamu mungkin diminta untuk mengumpulkan semua urine dalam kendi selama 12 atau 24 jam. Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah protein yang hilang. Urine ini akan diuji untuk melihat kadarnya lebih dari 300 miligram protein dalam sehari. Jumlah protein dalam urine kamu lebih dari 300 miligram dalam satu hari dapat mengindikasikan preeklamsia. Namun, jumlah protein tidak menentukan seberapa parah preeklamsia yang mungkin terjadi. Baca Juga 5 Cara Cegah Preeklamsia Usai Persalinan 3. Tes Skrining Opsional Terdapat banyak tes biomarker yang dikembangkan untuk memprediksi atau mendiagnosis preeklamsia. Salah satu tes ini mengukur kadar protein yang disebut PAPP-A. Tingkat PAPP-A yang rendah dikaitkan dengan komplikasi kehamilan seperti preeklampsia. Tingkat PAPP-A yang rendah dapat menjadi penanda risiko yang lebih tinggi, tetapi itu tidak berarti kamu pasti akan mengalami preeklampsia. Tes skrining lain dapat memeriksa wanita hamil untuk kadar AFP janin. AFP atau alpha-fetoprotein adalah protein plasma yang ditemukan pada janin. AFP tinggi menunjukkan cedera plasenta dan risiko Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin IUGR, yang merujuk pada kondisi ketika bayi yang belum lahir lebih kecil dibanding yang normal. 4. Memantau Perkembangan Bayi Preeklamsia berarti bayi kamu juga harus dimonitor dengan lebih cermat. Kamu mungkin dijadwalkan untuk pemeriksaan ultrasonografi untuk memastikan pertumbuhan bayi tidak terpengaruh dan bahwa aliran darah melalui tali pusat dan plasenta normal. Jika gejala muncul dengan cepat menjelang akhir kehamilan atau selama persalinan, kamu dapat menerima pemantauan janin terus-menerus di rumah sakit. Baca Juga Inilah 5 Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil Itulah beberapa pemeriksaan untuk deteksi preeklamsia. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal gangguan tersebut, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu!
Selamat! Bunda dinyatakan positif hamil, pastinya hal yang membahagiakan bagi Bunda dan suami ya. Untuk memastikan bahwa kandungan Bunda sehat, maka perlu melakukan pemeriksaan kehamilan rutin setiap bulan. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang perlu Bunda lakukan selama kehamilan. Pemeriksaan kehamilan di trimester pertama Pemeriksaan kehamilan di trimester pertama sangat penting untuk mengetahui kondisi janin di dalam rahim. Juga memantau tumbuh kembang janin dengan baik. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang harus Bunda jalani di trimester ini. 1. Cek darah Darah Bunda akan diambil untuk dilakukan pemeriksaan terhadap Imunitas terhadap penyakit Rubella dan cacar air Kemungkinan penyakit Hepatitis B, Sifilis, HIV Memantau tingkat hemoglobin dalam darah Jenis golongan darah dan rhesusnya Kemungkinan terpapar penyakit toxoplasmosis atau tidak 2. Tes urin Tes urin dilakukan untuk mengetahui apakah Bunda mengalami infeksi di saluran kemih dan juga ginjal. Memeriksa tingkat hormon hCG, dan tingkat glukosa di dalam urin Bunda. Selain dua jenis tes di atas, Bunda juga akan menjalani pemeriksaan USG untuk mengonfirmasi kehamilan dan menghitung hari perkiraan lahir HPL. Pemeriksaan kehamilan di trimester kedua Pemeriksaan kehamilan di trimester ini ini meliputi cek darah, untuk mengetahu adanya kelainan di tabung saraf tulang belakang, kemungkinan down syndrome diabetes gestasionaldan menghitung kadar gula darah untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak. Sedangkan pada tes urin, dokter akan memeriksan kemungkinan adanya infeksi saluran kemih dan preeklampsia. Pemeriksaan USG juga dilakukan untuk melihat tumbuh kembang janin normal atau tidak berdasarkan usia kehamilan, menghitung panjang mulut rahim, dan gerakan janin. Pemeriksaan kehamilan di trimester ketiga Pemeriksaan USG dilakukan untuk memantau jumlah cairan ketuban, tumbuh kembang janin dengan mengukur tulang paha, ukuran kepala dan perut si kecil. USG juga dilakukan untuk mengecek posisi bayi apakah sungsang atau tidak. Jika Bunda sudah lewat HPL, maka USG dilakukan untuk memeriksa detak jantung bayi dan kondisi kesehatan bayi di dalam rahim. Juga lokasi plasenta dan kondisi serviks, apakah sudah siap untuk melakukan persalinan atau placenta and cervix. Tes urin dan tes darah juga akan kembali dilakukan pada trimester ini, untuk mengecek beberapa kondisi yang sudah disebutkan di atas. Karena kondisi-kondisi tersebut harus selalu dipantau sepanjang masa kehamilan. Semua jenis pemeriksaan di atas dilakukan untuk memastikan kondisi ibu dan bayi sehat selama masa kehamilan. Variasi jenis tes bisa berbeda antara ibu hamil yang satu dengan lainnya, terutama jika ada komplikasi kehamilan. Konsumsi makanan sehat dan istirahat cukup bisa membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi selama hamil. Semoga bermanfaat. Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.